Sragen, 86News.co – Warsito, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Chabibullah AL Qomar, S.Ag., Kepala KUA Miri. Warsito, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Berita Istana Negara, merasa tidak dihargai setelah beberapa kali mencoba menghubungi Chabibullah melalui WhatsApp dan telepon terkait permintaan bantuan, namun tidak mendapat respon sama sekali.
Menurut Warsito, sikap Chabibullah terkesan angkuh dan meremehkan warga yang sedang membutuhkan bantuan. Dalam era digital ini, komunikasi seharusnya dipermudah, namun Chabibullah justru tidak merespon dengan baik, membuat Warsito geram. “Baru jadi Kepala KUA tingkat kecamatan, sombongnya sudah setinggi gunung,” ujar Warsito dengan penuh kekecewaan.
Warsito juga menambahkan bahwa pejabat yang bersikap seperti ini seharusnya dipindah tugaskan ke daerah terpencil. “Menteri saja kita telepon dan chat WhatsApp direspon dengan baik, lha ini Kepala KUA kecamatan, angkuhnya seperti punya bintang lima,” sindir Warsito tajam. Menurutnya, sosok seperti ini tidak layak bertugas di Kecamatan Miri.
Kekecewaan Warsito berawal ketika ia mencoba meminta bantuan kepada Kepala KUA Miri untuk membantu mencari arsip pernikahan seseorang bernama Pujastoto, yang kemungkinan berada di wilayah Pasuruan. Pujastoto merupakan ayah dari Hartono, seorang pria berusia 38 tahun yang sejak bayi belum pernah bertemu ayahnya. Warsito berharap Chabibullah dapat membantu mencari informasi terkait pernikahan Pujastoto yang dilangsungkan di Desa Girimargo, Kecamatan Miri, pada tahun 1984-1985.
Namun, meskipun Warsito telah mengirimkan pesan WhatsApp yang penuh sopan santun, tidak ada tanggapan dari Kepala KUA. “Ini bukan soal pribadi, ini soal seorang anak yang sudah 38 tahun ingin bertemu ayahnya, tapi KUA tidak ada respon sama sekali,” pungkas Warsito dengan kesal.
Menurutnya, Kecamatan Miri selama ini dikenal dengan pejabat yang ramah dan terbuka, kecuali Kepala KUA yang dinilai sombong dan tak punya hati. Sikap seperti ini, menurut Warsito, tidak pantas ditunjukkan oleh seorang pemimpin yang seharusnya melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
Sejumlah warga Kecamatan Miri, termasuk Warsito, menyampaikan kekecewaan mereka terhadap perilaku seorang pejabat yang dinilai sombong dan tidak pantas ditempatkan di wilayah mereka. Dalam pernyataannya, Warsito menyampaikan harapan agar pejabat yang bersikap demikian tidak lagi ditugaskan di Miri, demi menjaga kedamaian dan keharmonisan di kecamatan tersebut.
“Saya ingin Miri damai seperti dulu. Jangan sampai kehadiran pejabat yang arogan membuat ketegangan di tengah masyarakat,” ujar Warsito.
Kekecewaan ini terutama ditujukan kepada Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Miri, yang menurut warga telah bersikap kurang pantas. Warga khawatir sikap tersebut dapat memicu keributan di wilayah yang selama ini dikenal aman dan damai. Mereka berharap, pihak berwenang segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini sebelum situasi berkembang lebih buruk.
“Saya sebagai warga Miri sangat kecewa atas perilaku Kepala KUA Miri. Jangan sampai Miri gaduh hanya gara-gara oknum tersebut,” tegas Warsito.
Warga berharap, dengan perhatian dari pihak terkait, Miri dapat kembali menjadi kecamatan yang tenang dan damai, seperti yang selama ini dirasakan. Mereka juga menginginkan adanya evaluasi terhadap pejabat-pejabat yang ditempatkan di daerah tersebut, agar tidak ada lagi oknum yang merusak suasana harmonis di Miri.
Pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi atas keluhan warga tersebut. Namun, warga Miri berharap adanya tindakan cepat untuk memastikan kondisi tetap kondusif.
(ArW/Vio)