Pangandaran, 86News.co – Bank Sampah Induk SAHATE Kabupaten Pangandaran berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Dalam upaya untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), program pengelolaan sampah yang diterapkan berhasil menurunkan volume sampah hingga 30%.
Rian Hidayat Direktur bank sampah induk sahate kabupaten pangandaran mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerja sama yang solid antara masyarakat setempat, pemerintah daerah, serta peran penting media dalam menyebarkan informasi dan mendukung program ini.
“Kesuksesan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak yang terlibat. Tanpa kolaborasi yang erat, pencapaian ini tidak akan terwujud,”kata Rian pada Wartawan, Senin (6/01/2025)
Bank Sampah Induk SAHATE Kabupaten Pangandaran tidak hanya mendapatkan apresiasi di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional.
Beberapa penghargaan yang diterima dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bukti nyata keseriusan dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, antara lain:
1. Juara 3 Nasional Lomba Teknologi Tepat Guna (Februari 2024) – Penghargaan ini mengakui inovasi dalam penerapan teknologi dalam pengelolaan sampah.
2. Bank Sampah Induk Terbaik Se-Indonesia (Oktober 2024) – Penghargaan ini diberikan kepada Bank Sampah yang berhasil menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan ramah lingkungan.
3. Penghargaan Raksa Prasada dari Gubernur Jawa Barat (November 2024) – Penghargaan ini diberikan atas kontribusi besar dalam mendukung gerakan lingkungan di wilayah Jawa Barat.
Program pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Bank Sampah Induk SAHATE Kabupaten Pangandaran terdiri dari beberapa kegiatan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan, antara lain:
1. Pemilahan Sampah, – Masyarakat diajarkan untuk memilah sampah berdasarkan kategori organik dan non-organik. Dengan pemilahan yang tepat, proses daur ulang menjadi lebih efektif.
2. Pengolahan Sampah Menjadi Kompos dan Daur Ulang – Sampah organik diolah menjadi kompos yang berguna untuk pertanian, sementara sampah non-organik didaur ulang menjadi barang-barang berguna yang memiliki nilai ekonomi.
3. Penjualan Hasil Daur Ulang – Barang-barang hasil daur ulang dijual untuk mendukung pendanaan operasional dan memperluas jangkauan program.
4. Program “Bank Sampah Masuk Sekolah” – Program ini bertujuan untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya pengelolaan sampah dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan.
“Pada tahun 2025, Bank Sampah Induk SAHATE Kabupaten Pangandaran menargetkan untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan,”ungkapnya
Beberapa target utama yang ditetapkan untuk tahun ini meliputi:
1. Membangun 93 Bank Sampah di Setiap Desa – Rencana ini bertujuan untuk menjangkau seluruh desa di Kabupaten Pangandaran, memudahkan masyarakat dalam mendaur ulang sampah mereka.
2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat – Melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.
3. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca – Dengan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, diharapkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dapat berkurang, berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim.
“Pencapaian dan target yang telah diraih menunjukkan komitmen Kabupaten Pangandaran dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab,”tandasnya (Red)