Pangandaran, 86News.co – Petani muda asal Pangandaran menorehkan prestasi membanggakan di ajang Young Cool Farmers Challenge (YCFC) 2025, sebuah kompetisi inovasi pertanian berkelanjutan yang digagas oleh Rural Youth Climate Action Movement (RYCAM).
Kompetisi ini merupakan bagian dari program tiga tahun hasil kolaborasi antara Jaringan Masyarakat Tani Indonesia (JAMTANI), Motivator Pembangunan Masyarakat Toraja (MPM), serta Centre for Rural Development (SLE) Humboldt University, Berlin. Program tersebut didanai oleh International Climate Initiative (IKI).
Dari 25 kelompok finalis yang terpilih lebih dari 170 petani muda di seluruh Indonesia, enam kelompok asal Pangandaran, Jawa Barat, berhasil masuk dalam jajaran pemenang YCFC 2025.
Inovasi para petani muda Pangandaran menonjol karena mampu memadukan praktik pertanian rendah emisi, efisiensi sumber daya, serta penguatan ekonomi sirkular berbasis kearifan lokal.
Para juara diumumkan dalam The 5th FSSAT International Conference yang digelar di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dalam sambutannya, Dr. Silke Stober, Project Leader RYCAM dari Humboldt University Berlin, menyampaikan bahwa YCFC menunjukkan bagaimana inovasi dari akar rumput dapat berkontribusi langsung terhadap mitigasi perubahan iklim.
“Kompetisi ini memperlihatkan bagaimana ide-ide lokal dapat memberi dampak nyata bagi ketahanan pangan dan lingkungan. Kami bangga melihat semangat pemuda tani Indonesia,” ujar Silke.
Sementara itu, Kustiwa Adinata, Project Leader RYCAM JAMTANI, menyebut YCFC sebagai gerakan perubahan paradigma pertanian.
“YCFC bukan hanya ajang kompetisi, tetapi gerakan yang menanamkan semangat baru bagi petani muda untuk menjadi wirausahawan di sektor pertanian rendah emisi dan berkelanjutan,” katanya.
“Kami mengajak seluruh pemuda Indonesia, dari pegunungan hingga pesisir, untuk ikut beraksi dalam gerakan pertanian tangguh iklim,” tambah Kustiwa.
Melalui YCFC, generasi muda Indonesia membuktikan bahwa mereka mampu menciptakan solusi konkret terhadap krisis iklim melalui wirausaha tani yang inovatif, rendah emisi, dan berkelanjutan.
Dari wilayah timur Indonesia, kelompok Day6 asal Tana Toraja turut menarik perhatian dengan inovasi Hybrid Mulch, yaitu mulsa organik ramah iklim yang dilengkapi nutrisi tambahan.
Namun, dominasi ide-ide dari Pangandaran menunjukkan bahwa daerah pesisir selatan Jawa Barat ini kini menjadi salah satu pusat gagasan pertanian muda berkelanjutan di Indonesia.
Menurut Tandu Ramba, Project Leader RYCAM MPM, semangat kolaborasi antarwilayah menjadi kekuatan utama YCFC.
“Di Indonesia Timur maupun Barat, keterlibatan pemuda dalam pertanian rendah emisi merupakan bentuk nyata partisipasi untuk menyelamatkan masa depan bumi,” ujarnya.
Para pemenang YCFC 2025 akan menerima dana implementasi sebesar Rp15 juta untuk menjalankan ide-ide mereka selama lima bulan, hingga 31 Maret 2026.
Hasil implementasi tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi ribuan petani muda di Indonesia. RYCAM juga mengumumkan bahwa YCFC Season 2 akan diluncurkan pada tahun 2026 dengan cakupan wilayah yang lebih luas.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengikuti kegiatan dan kisah para pemenang YCFC 2025 melalui laman dan media sosial rycam.id. (Ris)











