Sambut Tahun Baru 1447 Hijriyah, Desa Cinyawang Gelar Ruwat Bumi dan Kirab Adat Memetri Bumi

Berita, Uncategorized132 Dilihat
banner 468x60

Cinyawang, 86News.co – Kepala Desa Cinyawang, Bapak Wasikun Budiarto, menegaskan pentingnya pelestarian budaya dalam menyambut Tahun Baru 1447 Hijriyah melalui acara “Ruwat Bumi dan Kirab Adat Memetri Bumi”.

Menurutnya, seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi ruatan, begalan, pagelaran wayang kulit, hingga tradisi perebutan hasil bumi, bertujuan untuk memeriahkan perayaan sekaligus melestarikan kekayaan seni tradisi Banyumasan.

banner 336x280

Ruatan adalah inti dari permohonan keberkahan, Begalan dan wayang kulit adalah bagian tak terpisahkan dari budaya kita, dan tradisi berebut hasil bumi ini merupakan simbol rasa syukur atas karunia Tuhan.

“Kami berharap, acara ini menjadi hiburan yang edukatif dan mampu mempererat kebersamaan antarwarga,” ujar Bapak Wasikun Budiarto.

Hari ini, masyarakat Desa Cinyawang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, antusias menggelar acara sakral tersebut.

Perayaan yang sarat makna ini dimeriahkan dengan berbagai prosesi adat yang kental, menunjukkan kekayaan budaya lokal.

Kegiatan diawali dengan prosesi Ruatan, sebuah ritual pembersihan dan penyelarasan diri serta alam.

Dalam Ruatan Bumi ini, doa-doa dipanjatkan untuk memohon keselamatan, tolak bala, serta keberkahan bagi seluruh warga dan kesuburan tanah.

Sesaji dan persembahan disiapkan sebagai wujud syukur kepada alam semesta dan permohonan perlindungan dari segala marabahaya, memastikan keseimbangan antara manusia dan lingkungannya tetap terjaga. Setelah prosesi Ruatan yang penuh khidmat, dilanjutkan dengan kirab budaya.

Kirab ini menampilkan berbagai potensi desa, termasuk hasil bumi yang melimpah, diarak oleh seluruh elemen masyarakat yang mengenakan pakaian adat, menciptakan pawai penuh warna dan semangat kebersamaan.

Puncak kemeriahan siang hari terjadi saat acara perebutan hasil bumi dimulai.

Berbagai macam sayuran, buah-buahan, dan hasil panen lainnya yang telah diarak selama kirab, menjadi rebutan warga. Suasana riang gembira dan antusiasme tinggi mewarnai momen ini, melambangkan harapan akan rezeki yang berlimpah di tahun yang baru.

Tak ketinggalan, kesenian Begalan khas Banyumasan turut memukau para penonton.

Begalan, sebuah seni pertunjukan yang menggunakan peralatan dapur sebagai simbol, menyampaikan pesan-pesan luhur dan nasihat dengan sentuhan humor, menambah semarak suasana.

Kemeriahan berlanjut hingga malam hari dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh Ki Dalang Guntur Riyanto dari Maos, Cilacap.

Dengan lakon “Wahyu Cakra Ningrat”, Ki Dalang Guntur Riyanto menjaga tradisi adiluhung Jawa tetap hidup dan relevan bagi masyarakat.

Lakon ini, yang mengisahkan tentang pusaka kepemimpinan dan keadilan, menambah kedalaman makna bagi perayaan syukur ini.

Pagelaran ini menjadi penutup rangkaian acara syukuran yang penuh khidmat.

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) Patimuan, termasuk Camat, Kapolsek, dan Danramil beserta jajarannya.

Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap pelestarian tradisi budaya lokal dan mempererat sinergi antara pemerintah desa dengan unsur Muspika.

Ribuan warga dari berbagai usia juga tumpah ruah menyaksikan dan berpartisipasi dalam seluruh rangkaian acara.

Kehadiran berbagai seni tradisi, mulai dari Begalan hingga wayang kulit, tidak hanya mengenalkan warisan budaya kepada generasi muda, tetapi juga menghibur seluruh masyarakat.

Tradisi perebutan hasil bumi pun menjadi daya tarik tersendiri, menciptakan kegembiraan dan mempererat rasa kebersamaan.

Perayaan Ruwat Bumi dan Kirab Adat Memetri Bumi yang dipadukan dengan prosesi ruatan, seni Begalan, pagelaran wayang kulit, dan perebutan hasil bumi ini tidak hanya menjadi ungkapan syukur dan harapan, tetapi juga menjadi ajang pelestarian budaya dan penguatan tali persaudaraan di Desa Cinyawang.

Kegiatan ini diharapkan dapat terus menjadi agenda tahunan yang tak hanya melestarikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal, tetapi juga mampu menarik perhatian dari luar daerah, menjadikan Desa Cinyawang sebagai destinasi budaya yang kaya dan autentik di Kabupaten Cilacap. (Tg)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *